Source : artstation.com
PENGETAHUAN SINGKAT
Kali ini kita belajar di pelajaran mengenai pendidikan. Pendidikan di Jepang sama layaknya pendidikan di Indonesia. Ada Sekolah Negeri atau sekolah umum (公立学校 kouritsu gakkou) diselenggarakan oleh pemerintah prefektur/kota, atau kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar SD negeri dan SMP negeri dikelola pemerintah kota. Sebagian besar SMA dikelola oleh pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota. Ada juga Sekolah swasta (市立学校 shiritsu gakkou) yang diselenggarakan oleh badan hukum.
Tahun ajaran dimulai bulan April. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dari Senin-Jumat (untuk sekolah negeri) atau Senin-Sabtu (untuk sekolah swasta). Cukup berbeda dengan sistem di Indonesia, Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 caturwulan yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang. Lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada. Di Hokkaido dan tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih pendek.
Sistem pendidikan di Jepang tidak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Amerika atau Inggris, bahkan berbeda dari benua Asia lainnya. Sistemnya murni dari Jepang sendiri dalam esensi dan sifat serta filosofi. Tujuan dasarnya adalah untuk menyebarkan pendidikan sehingga timbul masyarakat-masyarakat yang berbasis pendidikan dan pengetahuan.
Jepang sudah memperkenalkan pendidikan untuk semua kalangan pada tahun 1868. Semua orang tua diperintahkan untuk mengirim anak-anak usia sekolah mereka ke sekolah. Kelompok usia ini pada waktu jam sekolah tidak berkeliaran seperti di jalanan, pasar, taman, dan tempat kerja. Bahkan polisi dikerahkan untuk menangkap anak-anak tersebut bersama orang tua mereka dan bahkan mengirim mereka ke penjara. Bahkan setelah kita merdeka hari ini, kita masih sering mendapati anak-anak usia sekolah di jalanan, pasar, taman, dan tempat kerja. Mayoritas dari mereka mengemis. Haruskah kita mengikuti sistem kepolisian Jepang dalam menangkap semua pengemis dan anak-anak usia sekolah? Atau haruskah kita melanjutkan sistem kehilangan kita sendiri?
Source : stbooking.co
Anak-anak sekolah Jepang diajarkan keterampilan numerik dan literasi. Yang penting bagi para pengajar adalah kualitas pelajaran yang diberikan kepada anak-anak daripada kuantitas pelajaran. Huruf Jepang memiliki 46 karakter masing-masing Hiragana dan Katakana, menjadikannya total 92 karakter. Karakter-karakter ini banyak dipelajari melalui metode piktografik (mempelajari karakter huruf dengan bantuan ilustrasi gambar) dan anak-anak perlu mempelajarinya dengan sepenuh hati. Begitu juga ada sekitar 1006 karakter Kanji yang dipelajari mereka. Mempelajari karakter-karakter ini merupakan inti dari kecerdasan anak-anak sekolah.
TINGKAT-TINGKAT PENDIDIKAN
Oke. Mari kita pelajari satu persatu kosakata yang berhubungan dengan pendidikan, diselingi informasi singkat mengenai pendidikan di Jepang.
幼稚園 (Youchien / TK)
Source : tigermov.com
Taman Kanak-kanak dikenal dengan nama Kindergarten. TK di Jepang menawarkan program 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun, dan minimal untuk anak-anak berusia 3-5 tahun. Pendidikan TK di Jepang dijalankan secara tersendiri, karena sistem Pendidikan Wajib Jepang tidak mencakup pra-sekolah. Namun, pemerintah saat ini sedang merumuskan kebijakan untuk memasukan prasekolah atau taman kanak-kanak sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keterampilan akademik dan disiplin anak-anak sebelum memasuki sekolah dasar.
小学校 (Shougakkou / SD)
Source : blog.jcnote.xyz
Sekolah Dasar di Jepang sama seperti di Indonesia, memiliki 6 tahun masa pendidikan. Sekolah mulai sekitar 07:50, dan mulai pelajaran pukul 8:30. Sekolah di Jepang tidak memiliki bus sekolah, alasannya karena ketersediaan transportasi umum yang sudah sangat memadai. Tak jarang, mereka sering jalan kaki ke sekolah.
Ada yang unik di sini. Pada jam istirahat (sekitar pukul 12:30), para siswa dikirim untuk mengambil makan siang di kantin sekolah. Makan siang tersebut biasanya disajikan dalam kotak bento, dengan porsi kecil dari berbagai makanan sehat, seperti berbagai macam daging, ikan, sayuran, dan tanaman laut. Ada juga isinya terdiri dari rebusan atau kari, sayuran rebus, sandwich, dan salad. Kadang juga diberikan susu, atau makanan penutup (gelatin, es krim, buah). Meskipun ada sekolah yang tidak memiliki kantin, mereka para pengajar selalu menghimbau/mengajar untuk bekal dari rumah dengan makan makanan yang sehat, bergizi. Makan siang disini sudah disubsidi oleh Pemerintah Jepang.
Beberapa sekolah di Jepang ada yang menyelesaikan pelajaran setelah makan siang, ada juga yang pulang jam 3 sore. Ada pula yang harus membersikan ruangan terlebih dahulu (menyapu, mengepel, membuang sampah, dll) sebelum pulang dan biasanya berlangsung sekitar 20 menit (dikenal dengan nama osoji). Kegiatan ekstrakurikuler pun tidak sesering di SMP dan SMA, karena umumnya pertemuan hanya sekali dalam seminggu.
中学校 (Chuugakkou / SMP)
Source : syutoken-mosi.co.jp
Sama juga di Jepang, SMP disana memiliki 3 tahun masa pendidikan. Tidak seperti SD, guru-guru disana merangkap pekerjaannya, mengajar sekaligus menjadi konselor. Beberapa sekolah SMP di Jepang juga menyediakan kantin yang menu makanannya sehat dan bergizi. Contoh pelajaran yang diajarkan disana seperti Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Matematika, Studi sosial, Sains, Musik, Seni rupa, Seni industri, Kerumahtanggaan, Olahraga, dan Pendidikan moral.
Kegiatan ekstrakurikuler di sana juga bervariasi. Seperti klub olahraga (baseball, sepak bola, tenis, bola basket, senam, dan bola voli) klub seni (band, paduan suara, seni), klub judo. Ada juga klub lainnya yang mungkin terdengar agak aneh di pendidikan Indonesia seperti klub minum teh, dan klub merangkai bunga. Sama di Indonesia juga, SMP disana ada kegiatan karyawisata yang mengunjungi situs-situs budaya seperti daerah Kyoto, Nara, Okinawa atau tempat-tempat lain.
高校 (Koukou / SMA)
Source : epochtimes.com
Meskipun SMA tidak wajib di Jepang, pada tahun 2005 94% dari semua lulusan SMP memasuki SMA. Untuk masuk SMA, calon siswa harus mengikuti ujian masuk di Jepang, diantaranya matematika, sains, pelajaran sosial, dan bahasa Inggris. Keberhasilan atau kegagalan pada ujian masuk dapat mempengaruhi masa depan seluruh calon siswa, karena prospek menemukan pekerjaan yang baik tergantung pada sekolah yang dituju. Dengan demikian, siswa mengalami tekanan dari sistem penyaringan ini pada usia yang relatif dini.
SMA di Jepang memiliki program 3 tahun. Para siswa menuju sekolah pun bervariasi. Ada yang berjalan kaki, naik sepeda, atau naik transportasi umum. Sama seperti Indonesia, di Jepang setiap sekolah memiliki seifuku (制服) atau seragam tersendiri sebagai identitas sekolahnya. Di tiap sekolah menyediakan loker khusus siswa (biasanya dibedakan warna lokernya antara laki-laki dan perempuan). Sekolah SMA biasanya dimulai jam 8:30.
Sebagian besar sekolah tidak memiliki kantin sendiri, sebagai gantinya para siswa makan di ruang kelas. Mereka membawa kotak makan siang (bento) dari rumah dengan menu makanan yang bervariasi seperti nasi, ikan, telur, sayuran, dan acar.
Setelah makan siang, umumnya ada 2 pelajaran lagi. Semua siswa sebelum pulang harus membersihkan ruang kelas, koridor, dan halaman sekolah mereka sekitar 15 menit. Setelah itu (sekitar 15.30), siswa bebas untuk menghadiri kegiatan ekstrakurikuler ataupun pulang langsung.
専門学校 (Senmon Gakkou / Sekolah Kejuruan)
Source : nihon-kashi.ac.jp
Sekolah kejuruan/Vocational School adalah sekolah yang dikhususkan dalam sebuah jurusan (sama seperti SMK di Indonesia). Variasi jurusannya lebih banyak ketimbang politeknik atau perkuliahan di Jepang.
Jurusan yang diajarkan disana umumnya meliputi : Animasi, game, travel, hotel, tata rias (make-up, pernikahan, dsb), Usaha restoran makanan, desain grafis, IT Web, Bisnis, Interpretasi terjemahan, multimedia, seni akting, seni musik, mobil, obat-obatan, nutrisi, ilmu hewan peliharaan, dsb.
Umumnya, yang masuk sekolah ini pada saat tes masuk harus lulus ujian Bahasa Inggris dan Matematika. Sekolah Kejuruan disana tersebar di daerah Kanto (Tokyo, Chiba, Saitama, Kanagawa, dll), daerah Kansai (Osaka, Kyoto dll). dan daerah Kyusyu seperti Fukuoka.
大学 (Daigaku / Universitas)
Source : 517japan.com
Pendidikan tinggi di Jepang atau universitas (大学 daigaku), tersedia beberapa jenis, antara lain perguruan tinggi junior (短期大学 tanki daigaku), perguruan tinggi teknologi (高等専門学校 koutou senmon gakkou) dan sekolah pelatihan khusus dan perguruan tinggi (専修学校 senshuu gakkkou).
Dari keempat jenis lembaga ini, hanya universitas dan perguruan tinggi junior yang secara ketat dianggap sebagai penyedia pendidikan menengah. Sistem pendidikan tinggi Jepang cukup banyak hal-hal yang berbeda dari pendidikan tinggi di sebagian besar negara lain. Perbedaan utama mencakup metode penerimaan, yang hampir seluruhnya bergantung pada 1-2 tes, yang bertentangan dengan penggunaan IPK atau persentase atau metode penilaian dan evaluasi calon pelamar lain yang digunakan di negara-negara Barat. Setiap siswa hanya memiliki satu kesempatan untuk mengikuti tes ini setiap tahun. Tak jarang, banyak calon mahasiswa yang sangat tertekan untuk mengerjakan tes ini.
Para calon mahasiswa dihadapkan dengan tekanan besar untuk berhasil secara akademis baik dari orang tua, guru, teman sebaya dan masyarakat mereka. Ini sebenarnya sudah umum yang mana masyarakatnya memiliki mindset bahwa kesempatan ini adalah semacam nilai tambah untuk masa depannya seperti status sosial , ekonomi, prospek pernikahan, juga jalur karier yang lebih cerah dan terhormat.
Tidak seperti pendidikan tinggi di beberapa negara lain, universitas negeri umumnya dianggap lebih bergengsi daripada universitas swasta, terutama Tujuh Universitas Nasional (Universitas Tokyo, Universitas Kyoto, Universitas Tohoku, Universitas Kyushu, Universitas Hokkaido, Universitas Osaka, dan Universitas Nagoya).
大学院 (Daigakuin / Pascasarjana)
Source : baidu.com
Sangat sedikit siswa non-sains melanjutkan pendidikan ke sekolah pascasarjana di Jepang. Ini karena sekolah pascasarjana untuk siswa non-sains pada umumnya dianggap hanya berguna bagi mereka yang ingin bekerja di dunia akademis. Pasca abad ke-21, Undang-undang di Jepang menyatakan wajib melanjutkan ke tahap pascasarjana bagi mereka yang ingin menjadi pengacara, dan sekolah pascasarjana-nya yang sudah dipilih pemerintah Jepang sebagai sekolah hukum.
Sebelumnya, pengacara hanya harus lulus ujian pengacara, yang dapat diambil oleh mahasiswa sarjana. Universitas-universitas besar juga telah membuka sekolah bisnis, meskipun hanya sedikit siswa Jepang yang menghadiri ini karena sebagian besar perusahaan Jepang masih tidak menganggap mahasiswa pascasarjana jauh lebih berkualitas daripada mahasiswa sarjana. Untuk alasan ini, mereka kebanyakan dihadiri oleh mahasiswa asing dari negara-negara tetangga di Asia Timur, khususnya Korea Selatan, Taiwan, dan Cina.
|||---- CONTOH PERCAKAPAN #1
フィクリ : 私は去年三重大学を卒業しました。ゆみこさんは?
Fikri : Watashi wa kyonen Mie Daigaku o sotsugyou shimashita. Yumiko-san wa?
Saya lulus dari Universitas Mie tahun lalu. Kalau Yumiko?
Fikri : Watashi wa kyonen Mie Daigaku o sotsugyou shimashita. Yumiko-san wa?
Saya lulus dari Universitas Mie tahun lalu. Kalau Yumiko?
ゆみこ : 私はまだ大学の4年生です。
Yumiko : Watashi wa mada daigaku no yonnensei desu
Saya masih mahasiswa tingkat empat.
Yumiko : Watashi wa mada daigaku no yonnensei desu
Saya masih mahasiswa tingkat empat.
フィクリ : どこの大学生ですか?
Fikri : Doko no daigakusei desuka?
Mahasiswi universitas apa?
Fikri : Doko no daigakusei desuka?
Mahasiswi universitas apa?
ゆみこ : 大阪大学です。
Yumiko : Oosaka Daigaku desu.
Mahasiswi Universitas Osaka.
Yumiko : Oosaka Daigaku desu.
Mahasiswi Universitas Osaka.
SUMBER