Source : indiatoday.in
Kebersihan masih dipandang sebelah mata di Indonesia. Meskipun berkoar-koar untuk menjaga kebersihan, nyatanya masih banyak yang tidak sadar akan kebersihan. Di Jepang, membersihkan ruang kelas dan sekolah adalah bagian dari pendidikan sekolah mereka, dan dikenal dengan istilah 学校掃除 (Gakkou Souji). Siswa kelas 1 SD membersihkan dan memelihara kelas mereka, bahkan membersihkan toilet. Uniknya, ini bukan peraturan dari pemerintah Jepang, tetapi setiap sekolah sedang mengikuti trend nasional yang menyuruh siswanya untuk membersihkan ruang kelas sebelum pulang. Bahkan, praktek ini bisa kita lihat dalam beberapa serial anime yang menggambarkan kehidupan sekolah Jepang.
Meskipun hal ini mungkin dianggap sebagai pelecehan terhadap anak oleh dunia barat, nyatanya dalam budaya timur hal ini diakui sebagai hal yang memungkinkan anak bertumbuh menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tujuan utama pendidikan Jepang adalah untuk menumbuhkan kemampuan siswa untuk menjadi bagian masyarakat Jepang yang sepenuhnya terintegrasi dan produktif.
Mengapa Jepang begitu antusias dalam edukasi kebersihan? Jawaban mereka cukup sederhana:
"Jika kamu menggunakan ruang tertentu, itu adalah tugas dan tanggungjawabmu untuk memastikan bahwa ketika kamu meninggalkan ruang itu harus bersih."
Jawaban ini mengingat semua orang untuk belajar pentingnya kebersihan dan tanggungjawab hidup yang penting yang belum dikuasai jutaan orang di seluruh dunia.
校掃除 (Gakkou Souji) berakar pada ajaran Buddha yang menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan dan tubuh agar tetap bersih. Studi tersebut juga mengatakan ruang yang tidak bersih dan tidak teratur dapat mempengaruhi pikiran dan tidak membiarkannya tenang. Karena itu, menjaga kebersihan tubuh juga memiliki efek positif pada pikiran.
Salah satu pekerjaan rumah tangga seperti ini masih dipandang rendah di berbagai belahan dunia, memperkenalkan ilmu kebersihan dalam kurikulum masih merupakan tugas yang sulit di beberapa negara meskipun ada beberapa sekolah telah menerapkannya.
Anak-anak sekolah Jepang umumnya menyapu dan mengepel ruang kelas, membersihkan debu, membersihkan lorong-lorong, tangga, pintu dan jendela, dan bahkan kamar mandi di banyak sekolah. Namun, siswa SD umumnya tidak disuruh membersihkan WC/Kamar Mandi (biasanya ini tugas petugas kebersihan). Guru membantu siswa dengan membentuk jadwal yang tepat yang mengalokasikan tugas-tugas tertentu untuk setiap siswa. Dengan cara ini, pembagian jadwal lokasi dan tugas pembersihan dapat terlaksana secara adil.
Untuk memastikan bahwa lingkungan mereka tetap bersih, sekolah Jepang juga memiliki sepatu indoor khusus area sekolah, jadi para siswa tidak membawa kotoran dari luar.
Dampak besar dari kegiatan ini juga telah menyebar di Jepang hingga banjir pujian dari belahan dunia manapun. Dari kegiatan ini mereka bisa meningkatkan kerjasama tim ketika para siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan saling membantu satu sama lain. Ini membangun pola pikir menjadi lebih berempati atas kebutuhan utama dunia saat ini.
Tidak heran, sepeda yang terpakir saja tidak pernah dikunci di Jepang karena pasti tidak akan dicuri. Orang-orang disana sangat jarang sekali (hampir dibawah 2%) mencuri atau mengambil barang orang yang barangnya tertinggal entah itu handphone, uang, dokumen berharga, dsb. Jepang memupuk mentalitas rasa hormat dan tanggung jawab sejak usia yang sangat muda di warganya, yang memungkinkan mereka menjadi anggota masyarakat yang fungsional bagi sesama manusia.
SUMBER