Source : job.senken.co.jp
Di budaya apapun, kita mengenal dengan namanya memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang yang baru kita kenal. Di Jepang dikenal dengan 自己紹介 (jikoushoukai). Tidak seperti di belahan negara lainnya, di Jepang memiliki etika tersendiri saat memperkenalkan diri. Sebelum melanjutkan sesi kupas tuntas ini, sebaiknya membaca dulu dasar-dasar memperkenalkan diri disini.
Tidak ada salahnya kita mempelajari etika orang Jepang ketika berkenalan. Malahan, ketika kita bertatap langsung dengan orang Jepang dan kita menggunakan etika mereka, bisa menjadi nilai tambah bagi diri sendiri, dan mungkin orang Jepang akan mudah menerima kita sebagai tamu di negaranya.
NAMA PERTAMA DAN NAMA KELUARGA
Di Indonesia, kita biasa memperkenalkan diri didahului dengan nama depan kita, lalu disusul dengan nama belakangnya (biasanya nama belakangnya adalah nama keluarga, atau marga).
Tapi berbeda di Jepang, mereka biasanya memperkenalkan diri dengan mendahului nama keluarga mereka dulu, lalu diakhiri dengan nama depan atau nama aslinya. Misalkan kita ambil contoh artis-artis Jepang.
Source : gamme.com.tw
Ini adalah Taketatsu Ayana. Ditulis kanji 竹達彩奈.
竹達 : Taketatsu Ini adalah nama keluarga彩奈 : Ayana Ini adalah nama pribadinya
Source : thetv.jp
Ini adalah Miyawaki Sakura. Ditulis kanji 宮脇咲良.
宮脇 : Miyawaki Ini adalah nama keluarga咲良 : Sakura Ini adalah nama pribadinya
Source : cinematoday.jp
Ini adalah Yamazaki Kento. Ditulis kanji 山﨑賢人.
山﨑 : Yamazaki Ini adalah nama keluarga賢人 : Kento Ini adalah nama pribadinya
Dari ketiga artis tersebut kita beri contoh :
- Kamu di posisi teman dekat / sahabat Yamazaki Kento sejak kecil, maka kamu berhak memanggilnya Kento-san, atau Kento-kun.
- Kamu di posisi teman dekat / sahabat Taketatsu Ayana dan kamu merasa dia harus lebih dihormati, maka kamu bisa memanggilnya Taketatsu-san, kamu juga bisa memanggilnya Ayana-chan.
- Kamu di posisi teman sekelas Miyawaki Sakura ketika SMA tapi tidak terlalu dekat. Maka kamu sebaiknya memanggilnya Miyawaki-san
Apa perbedaan dari dua tersebut? dua tersebut membedakan bahwa nama keluarga adalah nama yang bisa dipakai secara umum siapapun yang memanggil dirinya, berbeda dengan nama pribadi selalu dipakai oleh orang-orang dekatnya.
Apa hubungannya dengan Jikoshoukai? hubungannya adalah, ketika kita memperkenalkan diri dan orang yang kita ajak berkenalan ikut memperkenalkan diri, jangan serta-merta memanggilnya dengan nama aslinya, cukup nama keluarganya, karena sangat tidak sopan. Niat berkenalan ingin semakin dekat malah menjauh deh.
MEMBUNGKUKAN DIRI
Di Jepang, untuk memperkenalkan diri wajib hukumnya untuk membungkukan diri atau yang dikenal dengan sebutan お辞儀 (ojigi), terlebih ketika ketika memperkenalkan diri kepada atasan atau yang lebih tua. Orang asing seperti kita pasti akan sering melihat dan merasakan hal seperti ini ketika tinggal di Jepang. Membungkukan diri atau ojigi ini adalah lambang rasa kerendahan hati kita untuk ingin lebih diterima oleh orang yang lebih tua dari kita.
Tapi, kalau untuk rekan kerja yang kamu pikir dia sebaya dengan kamu, kamu bisa membungkukan diri ataupun berjabat tangan. Tapi saya rasa lebih baik membungkukan diri saja ya. Penulis secara khusus membahas tentang お辞儀 (ojigi) ini di link ini.
TERLALU BERLEBIHAN
Orang Jepang ketika perkenalan diri kadang suka mencela dirinya sendiri karena itu suatu bentuk kerendahan hati. Misal :
至らない点が多いかもしれませんが、頑張りますので、よろしくお 願いします
Itaranai ten ga ooi kamo shiremasen ga, ganbarimasu no de, yoroshiku onegaishimasu.
Saya mungkin memiliki banyak kekurangan, tetapi saya akan melakukan yang terbaik jadi harap berbaik hati kepada saya.
Meskipun nyatanya ada yang mengucapkan kata seperti itu, sebaiknya kamu jangan berkata seperti itu meskipun mungkin saja ada orang yang menerima hal seperti itu. Intinya, jangan terlalu merendah, dan juga jangan terlalu pamer dengan keahlian diri.
BERTUKAR KARTU NAMA
Source : u-note.me
Orang Jepang ketika perkenalan diri sering sekali bertukar kartu nama, atau yang biasa dikenal dengan 名刺交換 (Meishi Koukan / Pertukaran Kartunama). Meskipun ini sering terjadi di dunia bisnis, tidak sedikit pula orang Jepang memiliki meishi pribadi, dan memang tradisi ini sudah melekat.
SUMBER